HALO PEMIRSAA!
Jumpa lagi dengan saya Ines di Mochinesu! *ala pembaca acara*
Kali ini saya akan membagikan tips dan itinerary 2nd saya ke Jepang.
Ya saya tahu. Post 1st ke Jepang belum kelar, udah ke Jepang lagi >.<
Tapi kali ini beda. Yang lalu ikut tour itu not much information I can tell, secara semua sudah disediakan oleh pihak tour agent.
Nah kali ini saya pergi tanpa ikut tour. So many things I can tell you guys!
.
.
Saya pergi ke Jepang bersama keluarga total 6 orang pada tanggal 18 – 30 April 2017. Highlight dari trip kami adalah bunga, Anime, culinary dan Japan culture. Pada saat itu lagi musim semi (spring), suhu sekitar 10 – 23°C. Suhu tersebut lumayan dingin buat saya yang biasanya tidur dengan AC suhu 26°C lol. “Gear” yang saya persiapkan adalah Heattech dari Uniqlo dan jaket. Kalian bisa cek history & prediksi suhu sesuai dengan tanggal keberangkatan kalian di AccuWeather.
Bunga Sakura di Sanjusangendo Temple |
Kami naik pesawat Cathay Pacific dengan harga PP Rp 4.900.000/orang.
Visa Jepang via Dwidaya Rp 435.000/orang.
Wifi Pocket Sewa di HIS mall Taman Anggrek Rp 1.187.000 /11 hari (sudah dengan tax & di luar deposit Rp 1.000.000).
Total pengeluaran pesawat, visa, wifi pocket, transport, penginapan, entry fee, tour 1 hari (tidak termasuk makan, ngemil dan belanja) = sekitar Rp 14.000.000/orang.
Pesawat
Kami tiba di Jepang tepatnya di Osaka dan kembali ke Indonesia dari bandara Haneda Tokyo. Rute multicity ini lebih menghemat waktu karena tidak perlu kembali ke bandara tempat kedatangan. Kami tiba di Osaka pada jam 06.30 pagi. Kami mencari penerbangan yang tiba pagi karena:
– Hemat waktu -> masih ada waktu seharian full untuk explore Jepun
– Hemat biaya penginapan -> overnight di pesawat
– Sesuai dengan jam operasional loket di bandara, contoh: loket untuk tukar JR pass, wifi pocket, beli sim card, dan lainnya
Untuk kembali ke Jakarta kami memilih dari bandara Haneda dibandingkan bandara Narita. Bandara Haneda lebih dekat dari kota Tokyo daripada bandara Narita, which is means biaya transportasi lebih murah. Kata orang bisa selisih Rp 500.000.
Itinerary
Itinerary, detail biaya, stasiun dan exit terdekat serta jalan berapa menit dan meter dari stasiun ke tempat wisata bisa didownload di sini. Semua detail perjalanan tersebut aku cari melalui Google Map dan Hyperdia.
Day 01: Jakarta – Hongkong – Osaka
Day 02: Osaka -> Hot Spring Naniwa no Yu, Shinsaibashi, Dotonburi
Day 03: Osaka -> Expo 70 Commemorative Park, Kureoru, Osaka Castle, Tempozan Ferris Wheel
Day 04: Kyoto -> Kinkakuji Temple, Fushimi Inari
Day 05: Kyoto -> Sanjusangendo Temple, Kiyomizu-dera, Gion, Yasaka Shrine
Day 06: Kyoto -> Kimono Rental Wargo, Heian Temple
Day 07: Tokyo -> Asakusa, Akihabara, Ueno
Day 08: Tokyo -> Hitachi Sea Side Park, Ashikaga Flower Park, Shinjuku
Day 09: Tokyo -> Grinpa, Fuji Shibazakura Festival
Day 10: Tokyo -> Nezu Shrine, Harajuku, Shibuya
Day 11: Tokyo -> Ikebukuro, Nakano Broadway, Tokyo Tower
Day 12: Tokyo – Hongkong – Jakarta
Tidak semua berjalan seperti itinerary yang kami siapkan. Kami batal pergi ke beberapa spot seperti Kinkakuji Temple, Nezu Shrine dan Ikebukuro karena lebih prefer pergi tempat lain. Kami juga batal ke Grinpa karena bunga tulip di Grinpa belum mekar (musim semi cukup telat tahun ini). Sebagai penggantinya, kami beralih ke Ueno Park, Ueno Zoo, Ginza dan Oshino Hakkai.
Monyet Jepang (Japanese macaque) di Ueno Zoo |
Mt. Fuji dilihat dari Oshino Hakkai |
Peach Ice Cream di Oshino Hakkai |
We love Anime things. That’s why we go to Akihabara (sampe dua kali.. lol), Nakano Broadway, One Piece Tokyo Tower and Expo 70 Commemorative Park (manga 20th Century Boys). Jika kalian menyukai hal serupa, spot lain yang bisa jadi pertimbangan untuk dikunjungi adalah Ghibli Museum, Fujiko F Fujio Museum/Doraemon Museum, Universal Studio Japan (ada patung titan Shingeki no Kyojin) dan Thousand Sunny dari One Piece di Huis Ten Bosch, Nagasaki.
Expo 70 Commemorative Park |
Pencarian Poneglyph Menggunakan Den Den Mushi di Tokyo Tower |
Salah satu ketakutan orang ketika pergi ke Jepang adalah tersesat dan kendala bahasa. Kalian tidak perlu khawatir. Informasi di papan petunjuk dan pengumuman di dalam kereta sudah berbahasa inggris. Jika tersesat di sana, salah keluar exit stasiun, dilema naik bus nomor berapa di Kyoto, Google Map lah jawabannya! Tinggal masukkan dari mana dan ingin kemana, nanti akan keluar pilihan transportasi, petunjuk arah, jarak dan lama tempuh. Pastikan juga kalian punya google translate di HP. Salah satu pengalaman saya saat makan di salah satu chain rumah makan curry, Coco Ichibanya di Kyoto pelayan tidak memberikan garpu. Saya memasukkan kata “fork” di googe translate, memilih di-translate ke bahasa Jepang dan menunjukkannya pada pelayan. Mereka mengerti dan tidak keberatan kita memakai cara ini ^_^
Foto Bareng ama Anak Sekolah Jepang (yang mungkin lagi Study Tour) |
Flower
Bunga Sakura di Oshino Hakkai |
Salah satu pesona Jepang di musim semi adalah bunga sakura. Namun, kami tidak memilih tanggal keberangkatan secara khusus untuk melihatnya. Luckily, kami berkesempatan untuk melihat bunga sakura di Oshino Hakkai, padahal saat itu sudah tanggal 26 April 2017 x). Di Oshino Hakkai bunga sakura cenderung lebih telat dari kota Osaka, Kyoto dan Tokyo. Apalagi musim semi tahun 2017 cenderung lebih telat dari biasanya.
However in Japan Sakura isn’t the only flower. There’re another beautiful flowers. Check it out!
1. Bunga Nemophilla, di Hitachi Sea Side Park
Period: 22 April – 14 Mei 2017. Cek status bunga per hari di sini.
2. Bunga Wisteria, di Ashikaga Flower Park
Period: 15 April – 21 Mei 2017. Cek status bunga per hari di sini.
Note: kami pergi tanggal 25 April 2017 masih early atau belum full bloom.
3. Bunga Shibazakura Moss Phlox, di Shibazakura Fuji Festival
Period: 15 April – 28 Mei 2017. Cek status bunga per hari di sini.
Note: kami pergi tanggal 26 April 2017 masih early atau belum full bloom.
4. Bunkyo Azalea Festival, di Nezu Shrine Tokyo
Period: 8 April – 5 Mei 2017 -> tidak jadi pergi
Period yang tercantum di atas adalah tanggal festival dibuka dan pengunjung bisa datang melihat bunga. Sedangkan waktu full bloom alias mekar-mekarnya masih belum pasti. Banyak hal yang mempengaruhi kapan bunga full bloom, bisa dari suhu, angin, matahari, dll. Jangka waktu full bloom-nya pun bervariasi, ada yang hanya 1 minggu, ada yang sampai 2 minggu. Setelah itu bunga akan layu atau rontok. Sewaktu kami pergi nemophilla lagi full bloom, sedangkan wisteria dan shibazakura belum full bloom.. hiks.. Kalian bisa mengecek status bunga dari hari ke hari setiap tahun dari link di atas (untuk web berbahasa Jepang gunakan google translate).
Lokasi no 1-3 tidak terletak di Tokyo. Letaknya cukup jauh yaitu sekitar 2-4 jam dari Tokyo. Biaya shinkansen ke tempat tersebut sangat mahal dan kami tidak membeli JR pass. Oleh karena itu, kami berpikir untuk mengambil one day trip yang berangkat dari Tokyo dan pilihan kami jatuh pada Yokoso Tour. Setelah dihitung, harganya hampir sama dengan berangkat sendiri tapi tidak ribet, tinggal duduk manis di bus, dapat makan all-you-can-eat pula.. muahaha.. Kekurangannya, durasi di tempat wisata terbatas (tapi yah emang seperti itu lah tour). Ini link one day trip yang kami ikuti http://www.yokoso-japan.jp/en/0554c.html dan http://www.yokoso-japan.jp/en/0553j.html. Jangan lupa cek status tour, apakah pendaftaran sudah dibuka atau pendaftaran udah penuh. Reservasi bisa dilakukan lewat web yokoso tersebut dan pembayaran memakai kartu kredit.
Transportasi
Biaya transportasi di Jepang terbilang cukup mahal. One way (masih di kota yang sama) bisa seharga 170 – 300 yen atau sekitar Rp 20.000 – 40.000. Supaya lebih hemat, gunakanlah pass transportasi. Sebelum memutuskan membeli pass, kalian harus menghitung berapa biaya total perjalanan satu hari (bisa dicek di Hyperdia). Jika harga pass lebih murah dari total harganya, baru gunakan pass. Contoh: dalam sehari stasiun A ke stasiun B biaya 240 yen, stasiun B ke stasiun C biaya 240 yen, stasiun C ke stasiun D biaya 240 yen. Totalnya adalah 240 + 240 + 240 = 720 yen. Harga pass 1 hari adalah 600 yen. Kesimpulan: beli pass.
Saat membahas pass transportasi, salah satu pertanyaan yang paling sering dilontarkan: perlu beli JR Pass? Untuk itinerary kami, JR pass tidak efektif karena:
– Cuma pergi 3 kota (Osaka, Kyoto, Tokyo) dan sudah membeli tiket pesawat multicity, jadi dari Tokyo tidak perlu balik lagi ke Osaka.
– Jalan-jalan dalam kota memakai Subway bukan JR (kecuali di Kyoto memakai Bus) karena kebanyakan spot wisata bisa dijangkau dengan subway. Jumlah stasiun subway lebih banyak dari JR, jadi bisa menjangkau berbagai wilayah.
Pass yang kami gunakan selama di Jepang:
1. Osaka Amazing Pass – 2 days (3.300 yen)
Mencakup kereta subway dan beberapa tempat wisata gratis di Osaka. Pass ini kami beli saat tiba di bandara Osaka. Supaya tidak rugi, kami masuk secara gratis ke onsen di Naniwa no Yu, naik kapal Tombori River Cruise di Shinsaibashi, masuk Osaka Castle dan naik bianglala di Tempozan Ferris Wheel. Cara penggunaan, cukup tunjukkan pada petugas saat pembelian tiket di pintu masuk. Biasanya petugas akan menulis nomor Osaka Amazing Pass kita di buku mereka atau men-scan barcode atau langsung dipersilahkan kita masuk. Sedangkan saat ingin naik kereta subway, cari gate yang bukan khusus tap IC card (kartu isi ulang). Masukkan pass ini ke slot mesin, gate akan terbuka. Setelah kita melewati gate, kartu pass kita akan keluar di ujung mesin.
2. Kyoto Bus 1 day (500 yen)
Mencakup bus di Kyoto. Kebetulan penginapan kami, Piece Hostel Kyoto menjual pass ini. Bisa juga beli di pintu utara stasiun Kyoto. Tanggal penggunaan pada kartu akan tercetak saat pertama kali naik bus dan kartu dimasukkan ke dalam mesin di samping supir. Setelah tercetak, seharian tersebut tinggal menunjukkan kartu dan tanggalnya ke supir (tidak perlu dimasukkan ke dalam mesin lagi).
3. Tokyo Metro Subway Pass 24 hours (600 yen)
Mencakup kereta subway dengan metro line di Tokyo selama 24 jam. Kami beli di mesin tiket di stasiun subway metro. Untuk mencari mesin yang berbahasa inggris, lihat tulisan “English” di pojok kanan layar. Pass berlaku 24 jam, jadi kalau beli hari ini jam 09.00 pagi, expired-nya adalah jam 09.00 pagi keesokan harinya. Di pass nya bakal tercantum jam dan tanggal expired. Kami beli pass ini karena setelah ngelist spot-spot yang ingin dikunjungi, ternyata semua bisa dijangkau dengan subway metro.
JR Inari Station di Kyoto |
Penginapan
Berikut ini lokasi penginapan yang menurut saya cukup strategis dan sesuai dengan itinerary. Kalian tidak harus terpaku dengan daerah ini. Daerah lain pun strategis jika sesuai dengan itinerary dan selera (daerah sepi atau daerah rame).
1. Osaka
Namba certainly! Why?
– Jalur kereta Nankai Airport Express dari bandara osaka KIX menuju ke stasiun Namba Nankai Railway langsung alias tanpa transit (males bawa koper naik turun tangga cyn xD)
– Dekat dengan Dotonburi dan Shinsaibashi which is surga wisata kuliner dan shopping
Minusnya daerah ini, stasiun Namba Subway gedeeee banget. Pintu Exit stasiun banyak dan membingungkan. Tiap kali turun di stasiun ini selalu kehilangan arah menuju exit yang paling dekat dengan lokasi airbnb walau kami sudah hafal harus exit di 7C misalnya.
Selama di Osaka kami nginap di airbnb ini selama dua malam. Lokasinya oke banget, apartemen bersih dan hostnya baik. Di airbnb ini juga ada mesin cuci dan tempat jemuran, lumayan bisa nyuci pakaian terutama celana dalam dan kaos kaki xD. Kekurangan airbnb ini tempatnya sempit dan agak berisik karena suara kereta. Tapi karena sudah kecapean banget, tidur jadi pules-pules juga. Ini review saya di airbnb:
“We (6 people) were very satisfied with the location, amenities, furniture and kitchen. Jack is so kind and friendly. He allowed us to drop off luggage earlier at 10 AM. Thanks Jack! :DD We hope the space is bigger, because we can only open 2 big luggage at the same time ^^”
Mau dapat potongan harga $26 bagi pengguna pertama airbnb? silahkan ke link ini www.airbnb.com/c/inesd381
2. Kyoto
Untuk Kyoto, kami memilih penginapan di sekitar stasiun Kyoto karena:
– Dari Osaka naik Shinkansen turun di stasiun Kyoto (sekali lagi karena males bawa koper naik turun bus cyn xD)
– Pick up point Willer Bus menuju ke Tokyo berada di dekat stasiun Kyoto, jadi kami sama sekali tidak perlu bawa koper naik bus xP
– Di sekitar stasiun Kyoto pun banyak tempat makan dan mall dengan tenant terkenal seperti Daiso, Donki, GU, Uniqlo-nya
Untuk penginapan, kami mencoba hostel yang menyediakan kamar private (bukan shared room) supaya bisa berduaan suami istri di kamar private.. hihihi.. Sapatahu ntar anak made in Japan (tapi ternyata tidak berhasil T^T). Seperti yang sudah saya singgung di atas, nama hostel adalah Piece Hostel Kyoto. Hostel ini bener-bener asik, traveller friendly dan worth for money! Receptionistnya ramah dan bahasa inggrisnya oke. Saat tiba, receptionistnya menjelaskan tentang ketentuan sarapan, ruang makan, lokasi toilet, kamar mandi dan fasilitas lainnya. Di setiap lantai disediakan sendal jepit, handuk dan batal tambahan yang bisa dipakai secara gratis.
Kalian bisa booking lewat website-nya langsung (seingatku lebih murah daripada lewat agent agoda, booking, dll). Biasanya reservasi dibuka 5-6 bulan sebelumnya. Setelah reservasi, sebaiknya email ke hostel untuk memastikan kartu kredit yang didaftarkan sudah valid (pengalaman pribadi daku, harus ganti kartu kredit karena tidak valid). Kartu kredit tersebut hanya untuk charge jika kita cancel mendekati hari H. Pembayaran kamar akan dilakukan saat tiba di hostel dan tentu saja dengan uang JPY (berbeda dengan airbnb yang pembayarannya memakai kartu kredit dengan mata uang USD).
3. Tokyo
I love Asakusa area!
– Suasana dan atmosfernya berasa untuk wisatawan. Toko apa aja ada di area ini. Minimarket, Onsen, Mall Rox, Donki, Ippudo Ichi, Ichiran Ramen, KFC, Yoshinoya, Burger King, dll.
– Stasiun Asakusa berada di Ginza Line (warna kuning). Di line ini banyak spot wisata yang akan kami kunjungi seperti Akihabara (stasiun Suehirocho), Ueno, Shibuya, Harajuku dan Ginza.
– Dari Asakusa ke bandara Haneda bisa naik kereta langsung alias tidak perlu transit. Cukup ke stasiun Asakusa Toei naik jurusan Toei Asakusa Line Airport Ltd. Exp. Di stasiun Asakusa Toei juga ada lift, jadi kalian tidak perlu repot membawa koper atau stroller lewat tangga.
Di Tokyo kami kembali memakai Airbnb. Kami menginap di airbnb ini selama lima malam. Lokasinya sangat dekat dengan stasiun Tawaramachi yang terletak di Ginza line (sebelum stasiun Asakusa). Di sampingnya ada minimarket seven eleven. Untuk perabotan dan interior, airbnb ini lebih terlihat tua daripada di Osaka dan kamar mandinya lebih kecil. Tapi secara luas ruangan jauh lebih besar dari yang di Osaka (yeaay!). Hostnya baik banget, walaupun di malam sebelumnya ada tamu yang menginap, kami tetap diperbolehkan menitip koper. Hemat uang loker sekitar 600 yen deh.. hihihi. Hostnya juga dengan senang hati menjawab pertanyaan kami tentang onsen dekat airbnb.
Pada umumnya onsen tidak menerima tamu bertato karena identik dengan yakuza. Namun jika kalian bertato dan ingin mencoba onsen, di daerah Asakusa ada onsen yang mengizinkan tamu bertato. Namanya adalah Jakotsuyu(蛇骨湯). Kami bertemu beberapa bule yang memiliki tato. Bahkan kata suami ada bule yang tato nya dari pergelangan kaki sampai leher. Katanya serem seperti yakuza di film-film.. hahaha. Lokasi Jakotsuyu bisa dicari di google map dengan koordinat 35.712058, 139.792584. Waktu beroperasi onsen ini adalah 13:00 – 00:00 dan tutup pada hari selasa. Cukup dengan 450 yen kalian sudah bisa menikmati nikmatnya onsen. Cape karena jalan seharian langsung hilang (sumpah aing ga dibayar, ini murni review). Jangan lupa baca juga tips dan etika onsen ya.
Sewa Yukata
Awalnya kami ragu menyewa yukata atau tidak. Tapi mengingat pepatah “lebih baik menyesal beli daripada menyesal ga beli”, akhirnya kami menyewa yukata juga ^_^. Kami menyewanya di Wargo Kyoto Kimono Rental dekat Kyoto Station. Pesan online via web lebih murah daripada langsung go show hari H. Tips, jika itinerary sudah jadi sebaiknya memesan yukata lebih cepat. Kami pesan dadakan 11 hari sebelum hari H untuk 6 orang. Jam yang tersedia adalah 09.30 pagi dan kena early fee 300 yen per orang. Setelah itu yang tersedia untuk 6 orang adalah jam 11.30, tapi udah kesiangan banget. Biasanya juga warna & motif yang bagus sudah disewa duluan oleh orang.
Foto-foto perjalanan kami bisa dilihat lebih banyak di sini ^_^
Semoga bermanfaat ya teman-teman!
Jika ada pertanyaan, silahkan comment di bawah. Akan saya jawab sebisa saya ????
Surya Hadi
Mbak ini foto² nya Pake Nikon 1 J5 yah
Ines Tamdani
Halo, iya semua pakai Nikon 1 J5 kecuali 1 foto di Bunga Nemophila Hitachi Sea Side Park pakai yi cam.
Surya Hadi
Saya sangat suka warna yg dihasilkan Nikon.. tp msh ragu beli dgn sensornya yg 1 inch..
candra jaya sutalaksana
Hai Mbak Ines salam kenal…Saya berencana mau ke Jepang akhir bulan Oktober ini berdua sama istri. In Senin Pagi Narita dan Out Minggu Siang Narita juga. Planning 3 hari Tokyo dan 3 hari Kyoto & Osaka, Ke Osaka pake Willer Rabu Malam dan balik ke Tokyo Sabtu Malam pake Willer juga. Untuk jalan2 di Tokyo sudah ada sedikit gambaran walaupun belum fix, nah untuk Kyoto & Osaka masih gelap.. Saya mohon infonya untuk jalan2 di Kyoto & Osaka selama 3 hari yang maksimal kemana aja begitupun juga untuk hotelnya… Terima kasih…
Ines Tamdani
Halo lagi pak. Bapak yang tanya via fb ya.. Hehe