Nikko merupakan kota di daerah pegunungan yang terletak di prefektur Tochigi. Nikko terkenal dengan alam, kuil dan pemandangan musim gugurnya. Bagi kamu yang suka objek wisata serta suasana berbau alam terutama musim gugur, Nikko sangat cocok.
Nikko mudah diakses dari Tokyo dan hanya memakan waktu 2-3 jam one way menggunakan kereta. Sebenarnya Nikko bisa dikunjungi pulang-pergi dari Tokyo tapi kebanyakan orang yang melakukan itu mengatakan mereka kurang puas. Saya menyarankan untuk menginap minimal dua malam di Nikko agar lebih puas karena keterbatasan bus, jarak antar objek wisata dan membludaknya wisatawan sekalian juga memaksimalkan penggunaan Nikko All Area Pass. Semua hal tersebut akan saya jelaskan di part 02, bagian transport.
Umumnya musim gugur di Nikko berlangsung dari pertengahan bulan Oktober sampai awal bulan November. Lebih cepat dibandingkan dengan kota besar seperti Tokyo, Osaka dan Kyoto yang berlangsung sekitar pertengahan November sampai awal Desember. Kami pergi ke Nikko pada tanggal 25 – 28 Oktober 2018 (tiga malam) dan lucky musim gugur sedang puncak-puncaknya! Prediksi kali ini lebih tepat dibandingkan mekarnya berbagai bunga di musim semi lalu di Jepang. Penasaran seperti apa indahnya musim gugur dan objek wisata yang bisa dikunjungi di Nikko? Mari kita simak bersama.
OBJEK WISATA NIKKO
Secara garis besar Nikko terbagi menjadi dua wilayah: Central Nikko (kota) dan Taman Nasional Nikko (Okunikko). Di Central Nikko (kota) terdapat stasiun kereta antar kota sedangkan Okunikko merupakan tujuan utama menikmati musim gugur Nikko. Jarak antar keduanya sekitar 50 menit atau lebih menggunakan bus.
Okunikko terletak lebih tinggi daripada Central Nikko. Okunikko terbagi menjadi dua: Chuzenji area dan Yumoto area. Yumoto area terletak lebih tinggi lagi daripada Chuzenji area. Hal itu menyebabkan suhu antar ketiganya berbeda. Semakin tinggi tempatnya, semakin rendah suhunya, semakin cepat pula musim gugur tiba. Jadi kalau mau diurutkan yang paling cepat musim gugur tiba adalah Yumoto -> Chuzenji -> Central Nikko. Ketika kami ke sana, area yang sedang puncak musim gugur adalah Chuzenji sedangkan Yumoto sudah rontok/gugur dan Central Nikko masih hijau-hijau sedikit memerah. Jadi kalian bisa perkirakan kapan ke Nikko sesuai area yang ingin kalian tuju.
CENTRAL NIKKO
Ada beberapa objek wisata yang bisa dikunjungi di Central Nikko. Yang paling sering dikunjungi oleh wisatawan adalah Toshogu Shrine, Shinkyo Bridge dan Futarasan Shrine.
Toshogu Shrine terkenal akan tiga patung monyet see no evil, hear no evil, speak no evil (three wise monkeys/mizaru kikazaru iwazaru) serta nemurineko (sleeping cat). Biaya masuk kuil ini adalah 1.300 yen dan buka dari jam 08.00-17.00. Dari kuil ini kalian bisa jalan kaki sejauh 550 meter ke Shinkyo Bridge untuk melihat jembatan merah ikonik Nikko.
Kami sendiri tidak pergi ke Futarasan Shrine karena we already had enough shrine or temple in Japan. Saya lebih tertarik ke Kanmangafuchi Abyss untuk melihat patung unik berjejer serta sungainya. Dari Shinkyo Bridge kami naik bus dan turun di Total Kaikanzen bus stop kemudian jalan kaki sejauh 1,2 km. Di dekat parkiran Kanmangafuchi Abyss kami menemukan hidden gem, warung makanan kecil dan enak bernama Kanman Teahouse. Pemilik toko ini adalah sepasang suami istri berumur yang sangat ramah. Kami membeli es krim rasa blueberry yogurt dan makanan khas Nikko, Yuba. Kami diberi bonus tempat tatakan gelas oleh sang pemilik. Jangan lupa mampir ke toko ini ya!
Ketika musim gugur di Central Nikko sedang puncak-puncaknya, kalian boleh mempertimbangkan untuk ke Shoyoen Garden. Taman ini merupakan spot paling populer untuk menikmati musim gugur di Central Nikko. Ditambah lagi, ada illumination di saat malam. Pada tahun 2018 illumination mulai tanggal dari tanggal 25 Oktober sampai 15 November setiap pukul 17.00 – 20.00. Jangan lupa perhatikan jadwal bus paling terakhir ya.
CHUZENJI AREA
Di daerah Chuzenji terdapat banyak objek wisata dan paling terkenal akan keindahan musim gugurnya. Untuk ke sini, kita perlu naik bus dari Central Nikko selama sekitar 50 menit dan durasi bus-nya cuma sekitar 1-2 kali sejam. Kami naik bus di depan Tobu Nikko Station, tepatnya no 2C for Chuzenji-Onsen. Detail bus nya bisa dibaca di post part 02.
Ketika naik bus menuju Chuzenji, kita akan melewati Irohazaka Winding Road dan disuguhkan dengan pemandangan luar biasa, daun pohon dengan berbagai gradasi warna merah – kuning. Kami turun di Akechidaira Plateau dengan bus stop no 24 bernama Akechidaira bus stop. Bus dari arah sebaliknya alias dari Chuzenji ke Central Nikko tidak akan berhenti di bus stop ini. Jadi jika kalian ingin mampir ke sini, sebaiknya turun saat menuju ke Chuzenji.
Di Akechidaira Plateau kita bisa naik ropeway dan melihat pemandangan Chuzenji. Tempat ini buka dari jam 09.00 – 16.00 dengan biaya 730 yen. Ternyata kalau punya Nikko All Area pass biayanya gratis. Seingatku tidak pernah ditulis di website atau brosur. Baru sadar setelah selesai naik ropeway dan lihat tulisan Jepang di loket pembelian tiket ToT
Puas berfoto, ngemil makanan hangat dan ke toilet, kami mulai antri bus menuju Chuzenji Onsen bus stop. Sekitar 10 menit menunggu tiba-tiba antrian di belakang udah mengular panjang. Ketika bus datang ternyata tidak banyak kursi kosong, sehingga banyak yang harus menunggu bus berikutnya.
Tiba di Chuzenji Onsen bus stop no 26, kami jalan menuju ke arah danau Chuzenji. Kami makan siang di salah satu restoran Jepang yang bernama 手作りの味 タロー. Sementara menunggu tempat duduk kosong kami ngobrol dengan sepasang kakek-nenek orang Jepang. Bahasa Inggris mereka terbatas dan begitu pula dengan Bahasa Jepang kami tapi mereka sangat ramah dan tetap berusaha mengajak ngobrol kami. Kami coba menggunakan google translate untuk membantu. Ternyata mereka sedang road trip berdua menggunakan mobil. Keren banget!
Kami jalan ke tempat penjualan tiket kapal untuk mengelilingi danau Chuzenji. Rute kapal ada beberapa macam. Kami beli yang Cruise D Course berdurasi 55 menit seharga 1.250 yen. Ternyata tiket kapal ini juga gratis jika menunjukkan Nikko All Area Pass. Thank you buat sekeluarga orang Indonesia yang sudah menginfokan ke kami! Sebenarnya agak ga enak sudah beli tiket, balik lagi ke loket dan tunjukkan pass tapi mayan banget duitnya (maaf ya Bapak penjual tiket!).
Setelah berdingin-dingin ria melihat indahnya musim gugur, kami jalan menuju ke Kegon Waterfall (Kegon no Taki). Biaya tiket untuk turun ke observation deck adalah 550 yen dan dibuka pada jam 07.30 – 17.00. Air terjun ini panjangnya sekitar 100 meter dan merupakan salah satu air terjun yang terkenal di Nikko.
Dari kegon waterfall, kami jalan ke Chuzenji Onsen bus stop dan balik ke Central Nikko. Busnya penuh dan tidak ada tempat duduk. Terpaksa kami harus berdiri sepanjang perjalanan. Sebenarnya ada kursi lipat di lorong bus yang bisa digunakan tapi supir melarang kami memakainya.
YUMOTO AREA
Pada hari ketiga di Nikko kami mengunjungi Yumoto Area. Seperti biasa, kami naik bus di depan Tobu Nikko Station dan kali ini adalah no 2A for Yumoto Onsen. Spot wisata yang pertama kami kunjungi adalah Yudaki Falls. Kami turun di bus stop yang bernama Yutaki-iriguchi (no 44) dan jalan ke area air terjun. Biaya masuk untuk melihat Yudaki Falls gratis. Walau musim gugur di daerah ini bukan puncak-puncaknya, tapi tetap tidak kalah cantik.
Di sisi kanan Yudaki Falls terdapat tangga menuju ke atas air terjun. Tangganya cukup panjang, kami naik dengan ngos-ngosan.. lol. Pemandangan di atas sangat apik dan worth it!
Daun di sekitar Yunoko Lake sudah berguguran. Pohon-pohonnya sudah terlihat lumayan ‘botak’. Kami jalan di tepi danau (sisi selatan danau) kemudian duduk di kursi yang disediakan sambil menikmati bekal makan siang. Bekal makan siang ini sudah kami beli sebelumnya saat di kota. Alternatif rute lain yang bisa dilakukan: turun di Kohanmae bus stop (no 45) alias di sisi utara Yunoko Lake lalu lanjut turun menyusuri danau dan tangga ke Yudaki Falls.
Kami kembali ke jalanan utama dan menuju ke bus stop Yutaki-iriguchi (no 44). Kami naik bus dan turun di Sanbonmatsu bus stop (no 40). Di sini kami bermaksud untuk melihat Senjogahara Marshland kemudian jalan trekking ke bawah alias ke arah selatan. Ternyata tidak bisa karena dipagari dan tidak tau masuknya lewat mana. Semangat trekking kami masih membara. Kami jalan di pinggir jalan sampe dua bus stop berikutnya. Kami cape dan akhirnya naik bus lagi.. lol.
Kami turun di Ryuzunotaki bus stop (No. 37) untuk mengunjungi Ryuzu Waterfall. Pengunjung harus jalan dan turun tangga yang lumayan banyak. Tidak dikenakan biaya untuk melihat Ryuzu Waterfall. Hanya saja letaknya di dalam restoran dan toko oleh-oleh, jadi kita harus masuk ke dalam. Restoran ini menyajikan makanan minuman hangat dan ice cream yang bisa dinikmati sambil melihat air terjun. Saat kami ke sana, daun-daun di Ryuzu Waterfall sudah rontok dan tidak terlalu bagus.
Kami mencoba makanan khas Jepang, oden dan juga teh hangat. Kami juga mencoba ice cream rasa Yuba (tofu skin khas Nikko). Rasanya agak aneh kalau di ice cream.. lol. Kami kembali ke bus stop dengan naik tangga ngos-ngosan. Kami naik bus kembali ke Central Nikko. Untungnya saat naik bus masih banyak kursi kosong setelah itu bus mendadak jadi rame.
Yup, sekian cerita mengenai objek wisata Nikko. Detail mengenai transport dan penginapan di Nikko akan dibahas di part 02. See you!